Pengalaman Praktek di Rumah Sakit Jiwa

[Pengalaman Pribadi]

Halo, kali ini aku akan menceritakan Pengalaman Praktek di Rumah Sakit Jiwa selama 3 minggu. Ada banyak hal menyenangkan selama praktek di rumah sakit jiwa  🙂

Tugas Sebelum Praktek

Sebelum memulai praktek di rumah sakit jiwa, para mahaiswa diharuskan untuk menulis LP (Laporan Pendahuluan) dan SP (Strategi Pelaksanaan) jiwa. Kalu kalian pernah mengerjakannya, kalian pasti setuju bahwa itu LP & SP kalo ditulis tangan, bisa keriting jari-jari kita hahaha.

Buat kalian yang belum tahu apa itu LP dan SP jiwa. Jadi bahasa mudahnya LP itu semacam  laporan yang beiris teori-teori dasar mengenai gangguan jiwa. Sedangkan SP ini berisi semacam prakteknya bagaimana cara menghilangkan atau mengurangi gangguan jiwa.

Jadi gangguan jiwa ini ada bermacam-macam. Ada yang mengalami Halusinasi, Perilaku Kekerasan, Isolasi Sosial atau perilaku menarik diri, dan HDR atau Harga Diri Rendah. Nah karena bermacam-macam itulah maka penanganan atau perawatannya pun berbeda-beda.

Setelah semua tugas aku selesaikan (ada beberapa yang dibantuin nulis sama temen sih) pada hari senin pagi abis shalat subuh aku pamitan dari rumah menuju kostan tempat dimana aku akan tinggali selama praktek di rsj.

Nah temen-temenku yang lain udah pada stay di kostan sejak minggu sorenya dan kenapa aku baru ke kost pas senin paginya karena pas mau otw ke kost minggu sore kebetulan daerahku lagi hujan deres, alhasil terpaksalah berangkat otw pagi-pagi buta naik motor dengan ngebut (jangan ditiru yaa, ini karena takut kena macet dijalan).

Praktek di RSJ

Sebelum memulai praktek, biasanya dan selalu harus orientasi terlebih dahulu. Nah pas orientasi inilah aku ngerasa ogah-ogahan buat ikut praktek. Bukan apa-apa karena diawal praktek pernah mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan. Kalo boleh jujur sih lebih seneng dengerin materi di kelas ketimbang praktik dirumah sakit, tapi kan nggak bisa gitu juga ya hahaha.
Awal pertama kali praktik di rsj ini dalam bayanganku bakalan nyeremin soalnya bakal setiap hari berinteraksi terus dengan pasien gangguan jiwa.

Namun semua pemikiran itu salah.

Nyatanya praktek di rsj itu cukup menyenangkan dan enggak seserem dan semelelahkan seperti ketika praktk di rumah sakit umum.

Pengalaman Praktek di RSJ

Waktu pertama kali mulai praktek, aku dan ketiga temenku bingung banget ini ngapain aja kegiatan yang harus dilakukan selama di rsj (biasa masa-masa orientasi ruangan dan rumah sakit). Namun selang beberapa menit kemudian CI ruangan meminta kami untuk berkenalan dengan seluruh pasien jiwa di ruangan ini untuk mengawali kegiatan pertama kali.

Ketika berkenalan dengan pasien, bermacam-macam responnya ada yang biasa aja seperti manusia normal pada umumnya, ada yang ketawa-ketawa sendiri, ada yang nyanyi terus gak berhenti-berhenti. Pokoknya macem-macem deh, dan oh ya semua pasien yang berada diruanganku semuanya adalah perempuan.

Kegiatan Selama Di RSJ

Untuk kegiatannya selama praktek di rumah sakit jiwa, untuk ngeshift pagi itu pas jam setengah 7 pagi kita membantu menyiapkan sarapan pagi untuk pasien, setelah semua pasien selesai sarapan pagi selanjutnya kita mengukur tekanan darah atau tensi pasien. Selanjutnya kita memberikan TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) seperti misalnya kita memberikan semacam sebuah terapi penyembuhan yang dibalut dengan permainan kelompok. Bila ada pasien yang kalah, sebagai hukuman maka diminta untuk berkenalan dengan pasien lainnya atau bisa juga dengan senam pagi.

Setelahnya kita hanya tinggal menunggu perintah dari perawat ruangannya entah itu diminta mengantarkan resep ke apotek, mengantarkan pasien ke ECT (Terapi Elektrokonvulsif) atau mengantarkan pasien ke ruangan Rehabilitasi (biasanya pasien yang mulai membaik keadaannya dan sebentar lagi akan pulang dibawa ke ruang rehab untuk dibekali keterampilan seperti membuat kerajinan tangan).

Kemudian pas jam 12 siang kita ikut membantu menyiapkan makan siang untuk pasien. Setelah semua pasien makan siang mereka dimasukkan kembali kedalam kamar dan dikunci dari luar agar pasien dapat tidur siang dan berakhirlah tugas kita selama ngeshift pagi. Hanya tinggal menunggu jam 2 siang untuk pulang sembari membantu perawat ruangan untuk menyelesaikan asuhan keperawatan.

Anyway di rsj nggak ada shift malam untuk mahasiswa praktikan. Kalo shift sore sih ada dan kegiatannya enggak sesibuk saat shift pagi. Karena saat shift sore gak ada CInya jadi suasananya lebih santai. Oh ya, satu hal yang perlu kalian ketahui sebelum praktek di RSJ, biasanya perawat-perawat di rsj sebagian besar cenderung enak banget perlakuannya kepada mahasiswa praktikan, Tidak segalak saat praktik di rumah sakit lainnya hehe.

Untuk kegiatan selama shift sore pas jam 14.00 siang kita ikutan membantu membuat askep sampai sekitar jam 16.00 itu pasien dikeluarkan dari kamarnya lalu duduk dan berkumpul di ruangan tengah untuk menonton tv.

Nah kita yang praktek ngapain? ikut menonton tv juga hahaha sembari memantau kalau kalau ada pasien yang ingin kabur. Pas jam 17.30 itu makan sore datang dan kita ikut membantu menyiapkan makan pasien, setelahnya pasien masuk kamar dan dikunci untuk tidur dan berakhirlah tugas kita selama shift sore tinggal menunggu jam 20.00 untuk pulang.

Berinteraksi dengan Pasien

Saat disela-sela waktu luang ketika bertugas, kami biasanya memanfaatkannya dengan mengakrabkan diri dengan berinteraksi langsung dengan si pasien. Dari berinteraksi dengan mereka, kita bisa menggali informasi pasien ini mengalami gangguan jiwa yang seperti apa. Apakah perilaku kekerasan, halusinasi, isolasi sosial, atau harga diri rendah. Dari sini kita bisa menanyakan penyebab pasien mengalami gangguan jiwa. Dengan mengetahui jenis gangguan jiwa pada pasien, maka akan memudahkan kita dalam memberikan terapi penyembuhan.

Seperti misalnya untuk pasien dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan. Kita bisa mengajarkan pasien untuk memukul bantal saat marah untuk menyalurkan emosinya. Atau dengan cara beribadah untuk memberikan ketenangan. Untuk pasien dengan gangguan jiwa halusinasi pendengaran, kita bisa mengajarkan pasien untuk menghardik suara-suara yang muncul dari halusinasi pasien bahwa suara-suara tersebut tidaklah nyata.

Saat mendengarkan cerita atau keluh kesah mereka. Kita tidak bisa untuk 100% mempercayai isi cerita tersebut, namun kita diharuskan untuk senantiasa menghargai si pasien meskipun tidak mempercayai isi ceritanya. Ada salah satu pasien yang sering meminta untuk diteleponin ke keluarganya, namun oleh perawat ruangan tidak diperbolehkan. Meski merasa iba melihat hal tersebut, kita tetap tidak diperkenankan untuk membantu meneleponkan keluarganya. Kita bisa mengalihkan dan membujuk pasien agar tidak terus menerus meminta ditelponkan keluarganya.

Tugas Selama Di RSJ

Untuk tugas selama praktek di RSJ sendiri dibagi menjadi dua yaitu tugas individu dan tugas kelompok. Tugas individu ini setelah membuat laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan saat sebelum terjun praktek, maka saat di rsj kita diharuskan untuk membuat asuhan keperawatan gangguan jiwa.  Yang nantinya asuhan keperawatan serta langkah-langkah dalam memberikan strategi pelaksanaan kepada pasien gangguan jiwa akan dipraktekan secara langsung dan diujikan kepada CI ruangan dan dosen pengampu mata kuliah keperawatan jiwa

Untuk tugas kelompok, setiap kelompok diharuskan untuk membuat TAK (Terapi Aktivitas Kelompok) dan dipraktekan secara langsung kepada pasien. Dan dihari terakhir, yaitu membuat seminar asuhan keperawatan yang nantinya akan dipresentasikan didepan seluruh CI ruangan rumah sakit jiwa.

Jadi ya, itu tadi adalah pengalaman praktek di rumah sakit jiwa. Yang semula aku ngerasa agak serem karena harus berinteraksi pasien gangguan jiwa. Namun setelah menjalani selama beberapa hari nyatanya nggak seserem itu kok, justru sangat menyenangkan bisa berinteraksi dengan mereka semua; pasien, perawat, rekan mahasiswa praktikan dll. Satu hal yang menjadi catatan bagiku, untuk tidak membeda-bedakan kepada sesama manusia. Mereka sama seperti manusia yang pada umumnya, yang bisa merasakan sakit dan membutuhkan pertolongan kita sebagai sesama umat manusia 🙂

Silahkan tinggalkan komentar

7 tanggapan untuk “Pengalaman Praktek di Rumah Sakit Jiwa”

  1. Pasti jadi pengalaman unik ya bertugas di RSJ ..
    Peringai pasien kan susah ditebak … , mendadak bisa muncul sikap lain.

    Kalo tiba2 pasien marah tak terkendali, tindakan apa yang mas lakukan 🤔 ?

    • Ini udah beberapa tahun yang lalu pengalamannya haha, terus juga dilarang menshare foto pasien karena itu privasi mereka 😊

      Lebih enak karena mungkin pekerjaannya tidak sekompleks dibanding di rumah sakit umum.
      Cmiiw 🙏

    • Mohon maap aku kurang tahu secara pasti karena tidak menanyakan langsung alasannya sama perawat ruangan waktu dulu praktek 😅

      Kalo menurut dugaanku agar si pasien lebih fokus ke penyembuhannya. Kalo sering menelepon keluarganya mungkin bisa dia jadi malah kepikiran sama keluarganya dirumah terus jadinya selalu meminta-minta agar diperbolehkan pulang, padahal belum sembuh bener si pasien.
      Kalo pasiennya nekat, bisa-bisa selalu mencoba untuk kabur.
      CMIIW 😊

      Kalo soal support dari keluarga, sering kok keluarga pasien ada yang datang untuk menjenguk. Namun nggak sebanyak pasien dari rumah sakit umum yang bahkan sampe satu rt ikut semua untuk menjenguk hahaa 😂

      Di rsj nggak sebanyak itu yang menjenguk pasien, paling hanya keluarga/kerabat terdekatnya saja.

      Btw, terima kasih sudah mampir 😀

Tinggalkan komentar agar aku bisa berkunjung ke blog kalian :)